Ballada Kasan dan Patima
Bila bulan limau retak merataplah Patima perawan tua.
Lari ke makam tanah mati
buyar rambutnya sulur rimba
di tangan bara dan kemenyan.
Patima! Patima:
susu dan mata padat sihir
lelaki muda sepikan pinangan
dipanasi ketakutan guna-guna
Patima! Patima!
ditebahnya gerbang makam
demi segala peri dan puntianak
diguncangnya segala tidur pepokok kemboja
dibangunkan segala- arwah kubur-kubur rengkah
dan dengan suara segaib angin padang belantara
dilagukan masmur dan leher tembaga
mendukung muka kalap tengadah ke pusat kutuk:
Duh, bulan limau emas, jejaka tampan
desak-desakkan wajahmu ke dadaku rindu
biar pupus dendam yang kukandung
panas bagai lahar, bagai ludah mentari.
- Patima yang celaka! Patima!
duka apa, siksa apa?
Peri-peri berapi, hantu-hantu kelabu
himpun kutuk, sihir dari angin parang telanjang
dan timpakan atas kepala Kasan!
- Akan rontok asarn dan trembesi berkembang
kerna Kasan lelaki bagai lembu, bagai malam
dosa apa, laknat apa?
-Perihnya, perihnya! Luka mandi cuka
Kasan tinggalkan daku, meronta paksaku
terbawa bibirnya lapis daging segar mentah
penghisap kuat kembang gula perawan.
Dan angin berkata:
Berlindung tudung senja mendung
berkendara pedati empat kuda
bersama anak bini ke barat
kota di tanah rendah
Dan ditinggalkan daku bersama berahi putih
membelai kambin,.;-kambing jantan di kandang.
(Oleh nyalanya Patima rebah).
Download lanjutannya
Bila bulan limau retak merataplah Patima perawan tua.
Lari ke makam tanah mati
buyar rambutnya sulur rimba
di tangan bara dan kemenyan.
Patima! Patima:
susu dan mata padat sihir
lelaki muda sepikan pinangan
dipanasi ketakutan guna-guna
Patima! Patima!
ditebahnya gerbang makam
demi segala peri dan puntianak
diguncangnya segala tidur pepokok kemboja
dibangunkan segala- arwah kubur-kubur rengkah
dan dengan suara segaib angin padang belantara
dilagukan masmur dan leher tembaga
mendukung muka kalap tengadah ke pusat kutuk:
Duh, bulan limau emas, jejaka tampan
desak-desakkan wajahmu ke dadaku rindu
biar pupus dendam yang kukandung
panas bagai lahar, bagai ludah mentari.
- Patima yang celaka! Patima!
duka apa, siksa apa?
Peri-peri berapi, hantu-hantu kelabu
himpun kutuk, sihir dari angin parang telanjang
dan timpakan atas kepala Kasan!
- Akan rontok asarn dan trembesi berkembang
kerna Kasan lelaki bagai lembu, bagai malam
dosa apa, laknat apa?
-Perihnya, perihnya! Luka mandi cuka
Kasan tinggalkan daku, meronta paksaku
terbawa bibirnya lapis daging segar mentah
penghisap kuat kembang gula perawan.
Dan angin berkata:
Berlindung tudung senja mendung
berkendara pedati empat kuda
bersama anak bini ke barat
kota di tanah rendah
Dan ditinggalkan daku bersama berahi putih
membelai kambin,.;-kambing jantan di kandang.
(Oleh nyalanya Patima rebah).
Download lanjutannya
Catatan :Setelah Klik Download Tunggulah beberapa saat nanti akan muncul di pojok kanan atas link tempat untuk mendownload...Lalu klik saja SKIP AD...